Pentingnya Dokumentasi dan Digitalisasi Tradisi Lokal Bejango Bliq
"Digitalisasi Bejango Bliq bantu generasi muda mengenal tradisi Sasak lewat blog, video, dan konten visual yang inspiratif"
YAHANTARA.COM - Di era digital, pelestarian tradisi seperti Bejango Bliq tidak cukup hanya dilakukan secara lisan atau ritual tahunan. Dokumentasi melalui media digital menjadi langkah strategis untuk memperluas jangkauan dan pemahaman masyarakat luas, terutama generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi.
Blog, video, infografis, dan media sosial bisa menjadi sarana efektif untuk mengemas ulang tradisi menjadi konten edukatif dan inspiratif. Dengan pendekatan visual dan naratif yang menarik, Bejango Bliq bisa dikenalkan kepada audiens global tanpa kehilangan esensi lokalnya. Ini adalah bentuk revitalisasi budaya yang adaptif.
Digitalisasi juga membuka ruang kolaborasi antara pelaku budaya, kreator konten, dan komunitas lokal. Bersama-sama, mereka bisa menciptakan ekosistem budaya yang dinamis dan berkelanjutan. Tradisi tidak hanya dipertahankan, tetapi juga dikembangkan agar tetap relevan dan berdampak.
Bagi generasi muda, dokumentasi digital menjadi pintu masuk untuk mengenal dan mencintai budaya sendiri. Mereka bisa belajar tentang filosofi, prosesi, dan nilai-nilai Bejango Bliq melalui format yang sesuai dengan gaya hidup mereka. Ini adalah cara cerdas untuk membangun kesadaran budaya sejak dini.
Pemerintah daerah dan lembaga adat juga perlu mendukung upaya digitalisasi tradisi. Dengan menyediakan akses, pelatihan, dan platform distribusi, mereka bisa memperkuat posisi budaya lokal dalam lanskap digital. Bejango Bliq bisa menjadi contoh sukses pelestarian berbasis teknologi.
Digitalisasi bukan berarti menggantikan tradisi, tetapi memperluas ruang hidupnya. Dengan pendekatan yang tepat, Bejango Bliq bisa menjadi konten budaya yang menginspirasi, mendidik, dan memperkuat identitas masyarakat Sasak di tengah dunia yang terus berubah.***