Penjarik Minyak Songak: Warisan Sakral Lombok Timur yang Tak Tergantikan
"Penjarik Minyak Songak adalah tradisi sakral masyarakat Desa Songak, Lombok Timur, yang dilakukan setiap Rabiul Awal."
YAHANTARA.COM - Di tengah arus modernisasi yang terus mengalir, masyarakat Desa Songak, Kecamatan Sakra, Kabupaten Lombok Timur, tetap menjaga satu tradisi sakral yang hanya dilakukan sekali dalam setahun: pembuatan Penjarik Minyak Songak. Tradisi ini berlangsung setiap bulan Rabiul Awal, tepatnya pada 12 Rabiul Awal, sebagai bentuk penghormatan dan rasa syukur atas kelahiran Nabi Muhammad ﷺ.
Bagi masyarakat Songak, minyak ini bukan sekadar ramuan herbal. Ia adalah simbol spiritual, warisan leluhur, dan bukti nyata bahwa budaya bisa hidup berdampingan dengan iman.
Tokoh adat setempat, Murdiyah, menegaskan:
“Minyak ini bukan untuk dijual, tapi untuk dijaga. Kalau kita lupa akar, kita akan kehilangan arah. Mari kita rawat warisan ini, bukan hanya dengan tangan, tapi dengan hati.”
Pesan ini sejalan dengan nasihat KH. Mustofa Bisri (Gus Mus), ulama dan budayawan Indonesia, yang pernah berkata:
“Anak muda jangan hanya bangga pada masa depan, tapi juga harus tahu dari mana mereka berasal. Tradisi itu bukan beban, tapi bekal.”
Proses Pembuatan: Dari Kelapa Hingga Doa
Pembuatan Penjarik Minyak Songak dimulai dengan pengumpulan kelapa tua yang dipilih secara teliti. Kelapa ini kemudian diparut, diperas, dan dimasak menggunakan metode tradisional yang diwariskan secara turun-temurun.
Dalam proses memasak, kelapa dicampur dengan berbagai jenis rempah-rempah lokal yang memiliki khasiat tersendiri. Salah satu bahan utama adalah jahe, yang dikenal mampu memberikan efek hangat dan membantu melancarkan peredaran darah.
Kemudian ditambahkan kunyit, yang memiliki sifat anti-inflamasi dan antiseptik alami. Kunyit juga dipercaya dapat mempercepat penyembuhan luka dan mengurangi rasa nyeri.
Lengkuas turut dimasukkan sebagai bahan pelengkap. Rempah ini memiliki aroma khas dan manfaat untuk meredakan pegal serta meningkatkan daya tahan tubuh.
Beberapa masyarakat juga menambahkan serai, yang memberikan aroma segar sekaligus membantu relaksasi tubuh. Serai dikenal sebagai bahan yang mampu meredakan stres dan memberikan efek menenangkan.
Semua bahan ini dimasak perlahan dalam wajan besar di atas tungku tanah liat. Prosesnya bisa berlangsung selama berjam-jam, dan selama itu pula aroma rempah dan kelapa menyatu, menciptakan suasana yang hangat dan sakral.
Setelah minyak matang, masyarakat berkumpul untuk melakukan ritual doa dan tahlil. Doa-doa ini dipanjatkan sebagai bentuk syukur dan permohonan keberkahan atas minyak yang telah dibuat. Inilah yang membedakan Penjarik Minyak Songak dari minyak biasa: ia lahir dari niat, doa, dan kebersamaan.
Khasiat Minyak Songak: Lebih dari Sekadar Obat
Minyak Songak dikenal memiliki khasiat luar biasa, terutama untuk mengobati luka baru. Kandungan rempah-rempah yang digunakan memberikan efek antiseptik alami yang membantu mempercepat proses penyembuhan.
Selain itu, minyak ini juga digunakan untuk meredakan nyeri otot dan pegal-pegal. Banyak masyarakat yang mengoleskan minyak ini setelah bekerja keras di ladang atau saat mengalami kelelahan fisik.
Minyak Songak juga dipercaya memiliki manfaat spiritual. Beberapa orang menggunakannya untuk melindungi bayi dari gangguan mistis, dengan cara mengoleskan sedikit minyak di bagian tubuh tertentu sebagai bentuk perlindungan.
Dalam konteks pengobatan tradisional, minyak ini sering digunakan sebagai minyak pijat untuk relaksasi dan pemulihan energi. Efek hangat dari rempah-rempah membantu tubuh lebih rileks dan nyaman.
Menariknya, minyak ini tidak diperjualbelikan. Menurut Murdiyah,
“Kalau ingin dapat minyak ini, datanglah ke Songak. Rasakan prosesnya, ikut doanya, dan pahami maknanya. Karena yang paling berharga bukan minyaknya, tapi nilai yang terkandung di dalamnya.”
Pesan ini sejalan dengan ajakan Presiden Soekarno, yang pernah berkata:
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pahlawannya.”
Dalam konteks lokal, pahlawan itu bisa berarti para leluhur yang mewariskan tradisi. Maka menjaga Penjarik Minyak Songak adalah bentuk penghormatan terhadap sejarah dan jati diri.***