Cara Mengubah Media Sosial Menjadi Ruang Edukatif dan Positif
"Media sosial bisa jadi ruang edukatif jika digunakan untuk berbagi ilmu, nilai, dan empati. Mari ubah cara kita berkonten."
YAHANTARA.COM - Media sosial memiliki potensi luar biasa sebagai ruang edukatif. Ia bisa menjangkau jutaan orang, menyebarkan ilmu, dan membangun kesadaran sosial. Namun dalam praktiknya, media sosial lebih sering dipenuhi konten dangkal, provokatif, atau sekadar mengejar viralitas. Fungsi edukatifnya tenggelam di tengah arus hiburan instan.
Mengubah media sosial menjadi ruang edukatif bukan tugas platform semata, tetapi tanggung jawab kita sebagai pengguna. Kita bisa mulai dengan memilih untuk berbagi konten yang bermakna, mendukung kreator edukatif, dan membangun komunitas yang saling belajar. Edukasi tidak harus formal—ia bisa hadir dalam bentuk cerita, refleksi, atau pengalaman hidup.
Islam sangat menjunjung tinggi nilai ilmu. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.” (HR. Muslim). Jika media sosial digunakan untuk menyebarkan ilmu, maka ia bisa menjadi jalan kebaikan yang luas dan berdampak.
Tokoh pendidikan Paulo Freire menyatakan bahwa pendidikan sejati adalah dialog yang membebaskan. Media sosial bisa menjadi ruang dialog itu, jika kita mengisinya dengan konten yang mendidik dan membangun. Bukan hanya soal akademik, tapi juga soal kehidupan, budaya, dan empati sosial.
Kita juga perlu mendukung kreator konten yang konsisten menyebarkan edukasi. Mereka adalah penjaga nilai di tengah arus digital yang cepat berubah. Dengan dukungan dan apresiasi, konten edukatif bisa tumbuh dan menjangkau lebih banyak orang. Kita bisa menjadi bagian dari gerakan literasi digital yang positif.
Mengubah media sosial menjadi ruang edukatif berarti mengubah cara kita memproduksi dan mengonsumsi konten. Kita perlu lebih banyak berbagi wawasan, pengalaman, dan nilai-nilai yang memperkaya. Bukan hanya untuk viral, tetapi untuk berdampak.
Kita juga bisa mengajak komunitas untuk membuat ruang belajar digital bersama. Grup diskusi, forum reflektif, atau kampanye nilai bisa menjadi cara untuk memperkuat fungsi edukatif media sosial. Ketika kita bergerak bersama, dampaknya akan lebih luas dan berkelanjutan.
Mari kita jadikan media sosial sebagai ruang belajar bersama. Tempat di mana ilmu dihargai, dialog dijaga, dan empati dipelihara. Karena di tangan kita, media sosial bisa menjadi cahaya—bukan hanya layar.***